Selaput dara seringkali menjadi patokan bagi pasangan suami istri untuk menentukan perawan tidaknya seorang wanita. Terutama saat malam pertama, hal ini bisa menjadi permasalahan yang serius apabila kurang mengerti mengenai selaput dara.
Padahal, ada beberapa detil penting yang harus Ananda ketahui tentang virginitas berkaitan dengan selaput dara.
Selaput dara hanyalah suatu selaput yang sebetulnya pun bentuknya tidaklah tertutup rapat tanpa lubang, karena seorang wanita harus mengeluarkan darah mens-nya tiap bulan secara rutin, dan bagaimana secara logika dia harus mengeluarkan darah mens jika dia memiliki selaput yang tertutup rapat?
Selain itu, tiap orang memiliki ketebalan selaput dara yang berbeda-beda. Ada yang begitu tebal sehingga pada malam pertama berhubungan (dan mungkin beberapa malam berikutnya) selaput dara ini tidak langsung terkoyak. Ada juga yang sangat tipis yang kadang karena gerakan tertentu (olahraga, atau karena jatuh) selaput daranya sudah koyak.
Apakah pantas menilai virginitas (dan selanjutnya dosa) seseorang berdasarkan selaput dara yang sebetulnya saat ini (mengingat aktivitas perempuan masa kini yang cenderung aktif dan sporty) sudah tidak relevan lagi dibicarakan?
Selaput dara bukanlah satu-satunya parameter virginitas seseorang (apalagi dengan kemungkinan-kemungkinan kondisi di atas). Ingat, kesucian tidak identik dengan keperawanan
Komentar
Posting Komentar
Ramaikan Blog Ini Dengan Komentar-Komentar Anda
Bebas, Sopan, Ataktif, Kritik Juga Boleh