Penyakit malaria disebabkan oleh parasit plasmodium. Parasit ini ada 4 jenis yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, dan Plasmodium malariae. Dua yang pertama yang paling sering ditemukan di Indonesia.
Parasit plasmodium ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles). Ketika menggigit manusia, plasmodium akan masuk ke aliran darah dan berkembang biak di hati. Selanjutnya menginfeksi sel darah merah dan merusaknya. Akibatnya, penderita akan tampak pucat karena kurang darah (anemia). Efek lain yang kadang-kadang muncul akibat rusaknya sel darah merah adalah warna kuning pada kulit dan mata.
Gejala malaria antara lain adalah demam, sakit kepala, dan muntah. Demam biasanya disertai dengan menggigil dan dapat terjadi pada jam-jam tertentu. Gejala ini umumnya muncul 10 sampai 15 hari setelah tergigit nyamuk malaria.
Jika tidak diobati, malaria dapat membahayakan penderitanya. Kematian dapat terjadi akibat serangan malaria ke otak. Kematian juga dapat timbul akibat terganggunya suplai darah ke organ-organ tubuh yang penting.
Penanganan malaria ditujukan pada 2 hal, yaitu pengobatan dan pencegahan. Pengobatan biasanya menggunakan klorokuin, meflokuin, sulfadoksin pirimetamin, dll. Sayangnya, saat ini banyak parasit malaria yang kebal terhadap obat-obat tersebut. Obat terbaru yang diklaim cukup ampuh adalah terapi kombinasi berbasis artemisinin.
Sedangkan pencegahan meliputi penggunaan kelambu berinsektisida dan penyemprotan dinding rumah. Selain itu nyamuk juga dapat dikurangi dengan cara membersihkan tempat perindukannya.
Komentar
Posting Komentar
Ramaikan Blog Ini Dengan Komentar-Komentar Anda
Bebas, Sopan, Ataktif, Kritik Juga Boleh