HORDEOLUM atau yang lebih dikenal sebagai timbilen. Bukan hanya orang dewasa yang mengalaminya, bayi pun ternyata juga bisa mengalaminya. Gejalanya hampir sama dengan orang dewasa, bahkan bila tak segera ditangani, itu bisa menyebabkan kematian.
Spesialis penyakit mata RSU dr Soetomo Surabaya, Dokter Hendrian D. Soebagjo SpMK mengatakan bahwa ada dua tipe timbilen. Yakni hordeolum externum, benjolannya terlihat di luar kelopak mata. Yang kedua, hordeolum internum yang hanya berupa benjolan yang berada di dalam kelopak mata. Gejalanya, kadang-kadang anak merasa terganggu, kemudian rewel dan demam. Keduanya berbahaya, harus mendapat penanganan sedini mungkin agar sembuh total.
Kuman yang mengiritasi adalah penyebabnya. Yang terbanyak adalah kuman sterptococcus dan staphylococcus. Penyebaran kuman tersebut antara lain melalui udara. Dikatakan Dokter Hendrian, “Disarangkan tak sering mengucek-ngucek mata. Terlalu sering dan keras mengucek mata bisa memunculkan luka berukuran sangat kecil (micro lesion). Nah melalui luka itulah bakteri bisa masuk ke dalam tubuh”.
Jika timbilen tak segera diobati, kuman berisiko masuk ke rongga mata. Selanjutnya, menuju ke selaput otak. “Dalam kondisi begitu, pasien akan mengalami meningitis. Namun bisa juga terjadi abses otak. Kalau sudah begitu, pasien bisa meninggal dunia”.
Pencegahan tentu lebih baik daripada pengobatan. Agar tak timbilen sebaiknya kesehatan dijaga sebisa mungkin. Terutama bayi atau balita dengan alergi. Namun meski ada alergi, kalau tak terkontaminasi bakteri, bayi dan balita tak akan timbilen.
Komentar
Posting Komentar
Ramaikan Blog Ini Dengan Komentar-Komentar Anda
Bebas, Sopan, Ataktif, Kritik Juga Boleh